Menu Baca

Senin, 06 Agustus 2012

Tips Mudah Menghatam Al-Qur’an dalam Satu Bulan



Satu tips mudah dalam menghatam Al-Qur’an dalam satu bulan. Pertama-tama kita mesti pilih mushaf Al-Qur’an yang dalam tiap juznya terdapat sepuluh lembar. Dewasa ini saya menemukan cetakan mushaf Al-Qur’an dari CV Penerbit Diponegoro yang isinya sesuai dengan keriteria yang disebutkan di atas, yaitu sepuluh lembar dalam tiap juznya.

Maka dengan mudah kita membaginya dalam lima waktu shalat. Berarti dua lembar kita baca setiap habis shalat fardlu. Jika lima waktu shalat kita jalankan, maka dalam satu hari kita telah baca satu juz Al-Qur’an. Sedang juz dalam Al-Qur’an ada tiga puluh juz, sesuai dengan jumlah hari dalam satu bulan. Berarti secara otomatis dalam tiap bulannya kita menghatam Al-Qur’an. Perkara mudah kan membaca Al-Qur’an dua lembar tiap habis shalat fardlu.

Sedangkan kesibukan kita selalu ada jenjang waktu untuk istirahat. Dan waktu istirahat itu tepat pada waktu sahalat. Kenapa tidak kita sertakan baca Al-Qur’an dua lembar saja? Baca Al-Qur’an dua lembar kan tidak lama.

Dalam hadits Qudsi Allah menerangkan faidah bagi orang-orang yang menyibukan dirinya dengan Al-Qur’an.

“barang siapa yang menyibukan dirinya dengan Al-Qur’an, maka Aku akan memberi apa-apa sebagaimana aku memberi apa-apa pada orang-orang yang meminta. (Hadits Qudsi : Bukhori, Muslim)

Itu salah satu faidah bagi orang-orang yang menyibukan dirinya dengan Al-Qur’an. Tidak meminta apa-apa tapi Allah kasih apa-apa sebagaimana memberi apa-apa pada orang yang meminta.

Jika ada bisikan syaitan menghampiri telinga kita untuk mengurungkan niat kita dari baca Al-Qur’an, seperti contoh : “Baca Al-Qur’an tanpa tahu terjemahnya percuma.”

Kita jawab, “Kenapa tidak kita sertakan baca terjemahnya? Bukan hal sulitkan?”

Terus misalnya ada bisikan syaitan lain, seperti contoh : “Baca Al-Qur’an sama terjemahnya, percuma kalau tidak diamalkan.”

Kita jawab lagi, “Kenapa tidak kita mengamalkannya? Bukankah Al-Qur’an diturunkan buat pedoman hidup manusia? Jika kita sudah baca Al-Qur’an lalu kita tahu artinya, kesulitan apa lagi untuk kita mengamalkannya?”

Jika kita sudah terbiasa membaca Al-Qur’an, lidah kita akan hafal untuk mengucapkannya, telinga kita akan hafal mendengarnya, otak kita akan hafal mengingatnya, hati kita pun senantiasa akan menyimpannya dalam-dalam. Maka secara otomatis gerak langkah kita selalu berdasar pada Al-Qur’an.

Kenapa banyak umat Islam yang jiji dengan aturan Islam, takut pada Aturan Islam, tidak menginginkan aturan Islam itu berlaku di Negaranya? Karena mereka tidak suka baca Al’Qur’an. Mereka meninggalkan Al-Qur’an. Bagaimana hidayah akan datang pada mereka? Sedang Al-Qur’an Allah turunkan adalah sebagai hidayah, petunjuk umat manusia di dunia menuju kebahagiaan dunia akhirat. Kalau gak baca petunjuknya, mana bisa bahagia. Kebahagiaan dunia hanya bersifat ujian Tuhan saja. (Asep Riyadi)



Kamis, 02 Agustus 2012

Kabar Taman Makam Pahlawan Karawang


Taman makam pahlawan kabupaten Karawang yang bertempat di Jalan Jendral Ahmad Yani Kelurahan Purwasari Kecamatan Kelari seperti kurang diperhatikan. Jalan masuk dari gerbang ke tempat pemakaman sangat terlihat tidak sedap dipandang. Pintu gerbang yang sudah rusak parah, pos satpam penuh dengan coretan liar, juga rumput liar yang menjalar ke jalan membuat tampak sangat tidak terurus dengan baik. Bahkan telah ditemukan serpihan bekas botol minuman keras berserakan di jalan itu.

Selasa 31 Juli 2012 tepat pukul 14.15 WIB aku mendapati seorang pengais rumput liar untuk ternak-ternaknya di rumah, di Taman Makam Pahlawan Kabupaten Karawang.

“Biasanya sering ada yang berkunjung ke sisni. Pemerintah juga sering ada aja yang ke sisni.” Kata Bapak Dasa pencari rumput liar itu.

“Untuk masalah kebersihan saya kurang tahu, karena saya bukan penjaga di sini.” Tambah pak Dasa.

Gedung-gedung yang berada di sana juga sudah terlihat memperihatinkan karena tidak ada perawatan yang baik. Pintu-pintunya terkunci semua dari dalam dengan tali yang dikaitkan dengan kayu dari dalam. Hanya halaman upacara dan tempat pemakaman yang terlihat bersih, karena penjaga hanya merawat di bagian sana saja.

“Terus terang saya agak bosan bekerja di sini, saya ingin kerja yang lain saja. Karena gajinya tidak mencukupi kebutuhan kami sekeluarga.” Kata bapak Endang Soleh penjaga Taman Makam Pahlawan itu.

Pak Endang Soleh hanya mengandalkan penghasilan dari menjaga Taman Makam Pahlawan saja, tanpa ada kerja sampingan. Hanya dengan gaji Rp. 490.000 per tiga bulan membuat pak Endang kurang semangat dalam bekerjanya. Bahkan di hari raya pun tidak ada Tunjangannya. Pasalnya beliau selalu tidak boleh oleh Orang-orang KODIM jika keluar dari pekerjaan tersebut. 
Sebetulnya Taman Makam Pahlawan itu terdapat tiga penjaga, namun semuanya sama mengeluhkan gaji yang mereka dapat pertiga bulan. Dalam keluhannya pun mereka berharap agar pemerintah yang berkaitan menaikkan gaji mereka. Agar mereka semangat dalam menjalani tugasnya, dan dapat penghidupan yang lebih layak. 

Saya tidak hendak berbicara perhatian pemerintah atau kita terhadap taman makam tersebut, melainkan seberapa besar penghargaan kita pada jasa-jasa mereka. Mari kita renungkan sama-sama. Silahkan simpulkan masing-masing.